Hi Lovely Readers,
Cost Ticketing and Hotel...
Soal perhotelan, pada saat itu saya prefer untuk memilih Hostel dibanding dengan Hotel/Guest Host. Bagi readers yang sangat menjaga privasi dan mempunyai budget lebih untuk liburan di Krabi mungkin saya menyarankan untuk booking Hotel saja. Atau jika readers pergi berlibur beramai-ramai dengan keluarga atau teman-teman mungkin ada baiknya juga untuk memilih Guest Home untuk stay selama berlibur di Krabi. Bagi yang belum tau perbedaan Hotel dan Hostel readers bisa coba untuk browsing sendiri ya ;)
Saya mencari Hostel untuk hari pertama di Krabi, si Joyo teman saya menyarankan untuk mencari penginapan di sekitar pantai Ao Nang. Berbekal dengan saran si Joyo, akhirnya saya booking salah satu Hostel yang berjarak dekat dengan Pantai.
Tiba-tiba keesokannya setelah saya booking Hostel, Pong menghubungi saya kalau dia tidak dapat bergabung berlibur bersama dengan alasan pada saat itu dia ada kerjaan yang masih outstanding dalam fase UAT. Saya pun bilang padanya bahwa saya tidak mungkin membatalkan perjalanan untuk di bulan September, karna cuti pun sudah di approve dan juga tiket pesawat pulang-pergi sudah di booking, lagipula saya sudah booking hostel untuk hari pertama, jadi bisa atau tidaknya dia saya akan tetap pergi. Selepas itu malamnya saya langsung mencari Hostel lagi untuk penginapan di hari kedua dan ketiga.
Hostel Hari ke-1: Slumber Party at The Beach Hostel - harga semalam IDR 78.536.
Hostel Hari ke-2 & ke-3: Balcony Party Hostel Aonang Beachfront - harga dua malam IDR 139.106.
(Murah banget kan hahahah... pada saat saya booking, ditambah kedua Hostel tersebut sedang ada potongan harga 70-80%... Tapi, tapiii ya sejujurnya saya baru sadar sekarang bahwa hostel-hostel diatas hanya memiliki rating 1-1.5 out of 5 gold star padahal lumayan lho dengan harga segitu untuk fasilitas yang memang cukup oke ukurannya untuk seorang Backpacker).
Untuk transportasi ke Airport, bagi kalian yang memulai perjalanan dari Kuala Lumpur sama seperti saya, berikut ini adalah daftar harga yang dapat kalian jadikan referensi untuk pergi ke bandara KLIA (rate di Tahun 2017):
KL Sentral (BUS) | RM 10-12 (IDR 32.000 - 38.400) |
KL Sentral (KLIA Express) | RM 55 (IDR 176.000) |
Uber | RM 80-100 (IDR 256.000 - 320.000) |
Grab | RM 65 (IDR 208.000) |
Taxi Budget | RM 90-120 (IDR 288.000 - 384.000) |
Berikut ini pricelist (rate di Tahun 2017) Bus tujuan dari bandara KBV:
Krabi Town | BHT 90 (IDR 31.500) |
Phi Phi Pier | BHT 90 (IDR 31.500) |
Kho Lanta Pier | BHT 90 (IDR 31.500) |
Railay Pier | BHT 150 (IDR 52.500) |
Ton Sai Pier | BHT 150 (IDR 52.500) |
Aonang Beach | BHT 150 (IDR 52.500) |
Noppharatchthara | BHT 150 (IDR 52.500) |
ps: Tolong jangan tanya saya bagaimana cara membaca Nopharacacaca ini ya ahahhaha... |
Pesawat | IDR 1.535.808 |
KLIA Express | MYR 55 (IDR 176.000) |
Hostel | IDR 217.642 |
KBV to Aonang | BHT 150 (IDR 52.500) |
Aonang to KBV | BHT 150 (IDR 52.500) |
TOTAL |
IDR 2.034.450 |
Hari pertama di Krabi...
Perjalanan darat yang ditempuh dari airport Krabi memakan waktu sekitar 30-40 menit ke pantai Ao Nang. Ketibaan saya di Hostel ternyata jauh lebih awal dari yang diperkirakan, sehingga saya pun harus menunggu di lobby sampai jam check-in.
Sembari menunggu waktu check-in tiba, resepsionis yang bernama Sellena menawarkan saya untuk mengambil paket Island Awesomeness Tour senilai BHT 750. Btw, beberapa Hotel/Hostel disana memang banyak yang menawarkan paket tour ke beberapa titik tempat wisata di Krabi, dan biasanya mereka sudah mempunyai Guide untuk masing-masing tour. Khusus di Hostel Slumber Party, mereka mengumumkan jadwal tour dalam sehari itu di semacam papan tulis yang dipajang di lobby.
Kami dijemput dengan sebuah mobil semacam kolbak (ini entah mobil jenis apa tapi lebih sopan dari kolbak sebenernya wkwkwk sebab ada penutupnya) dari penginapan menuju pelabuhan Noppharat Thara untuk menaiki perahu. Sepanjang perjalanan menaiki perahu kita akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa, masih inget sih beberapa detail nya perjalanan itu, air tenang yang berwarna biru, pulau-pulau kecil yang saling berdekatan, langit yang mendung (hahah iya MENDUNG pake banget), gerimis hujan yang perlahan menjadi deras dan udara yang basah.
Pulau pertama yang menjadi tujuan adalah Poda Island, begitu sampainya disana kami semuanya diminta turun oleh Guide. Kalau saudara-saudari pada saat tanggal 21 September 2017 melihat perairan di daerah Rai Leh Thailand menjadi berwarna kemerahan itu disebabkan oleh saya hahahahaa, padahal pada saat itu saya memaksa untuk berdiam diri saja di perahu meninjau jangkar perahu yang di dijatuhkan cukup jauh ke permukaan pantai, namun Guide dan teman-teman tour yang lainnya menyarankan agar saya ikut turun saja. Dan, boom!!! begitu saya mencoba memijakkan kaki ke dasar pantai ternyata tinggi air dari dasar permukaan adalah sekitar 1.2 meter which iiiiiiis setinggi leher. Dengan rasa percaya diri dan tekad yang bulat untuk menyelamatkan diri sendiri akhirnya setelah sesekali terseret ombak dari arah bekalang yang enggan berkompromi saya pun berhasil mendarat. Dan lengkaplah saya dengan pakaian kaos berbahan tebal+overall yang basah kuyup.
Guide memanggil kami untuk membagikan beer gratis (yes, BEER hahha), dia mengajarkan kami bagaimana cara untuk menikmati beer di kala saat itu gerimis tak kunjung reda yang akan berganti menjad hujan deras. Pada saat itu, kami pun berjejer seolah siap menerima pelajaran baru, sebelum kita melakukan cheers ala-ala dengan saya sendiri yang hanya minum air mineral, kala itu saya melihat ke arah bule-bule lainnya dan akhirnya tersadar mengapa mereka sangat terlihat kuat dan tegar saat turun dari perahu. Hahahah bagaimana tidak tinggi mereka rata-rata hampir 6,5 kaki dan mungin memiliki berat badan yang rata-rata 150 pound. Apalah daya karna beda tinggi satu koma lima kaki dan berat badan pun seperti animasi di iklan weight g*in yang belum bertransformasi. Alhamdulillah, patutlah hanya saya yang terombang-ambing ombak begitu menapakkan kaki ke dasar pantai tadi. Biar saya saja, mereka tak akan kuat hahahha!
Setelah itu Guide kami memandu untuk berpindah tempat alias ngiuhan kalo kata basa sunda nya, hujan semakin deras, dan beberapa dari para bule-bule itu bukannya berlari malah terjun ke pantai berbikini ria. Sepertinya saat itu saya harus membiasakan diri untuk 2 hari ke depan, melihat kakak-kakak bule berbikini seperti yang ada di film baywatch.
Tempat tujuan lainnya adalah Railay Beach, Tonsai Beach, dan Chicken Island. Menurut saya sama indahnya semua island tersebut, semuanya memiliki pasir yang putih di tepi pantai, dan air yang agak keruh (sepertinya karna turun hujan lebat jadi air di tepi pantai pun bercampur dengan pasir). Hanya disayangkan karna cuaca yang kurang berpihak pada saat itu kami hanya dapat melewati dan melihat Chicken Island dari jarak sekitar 30 meter. Pengendali perahu (apa namanya ya? bolehkan disebut nakhoda? bukannya itu untuk perahu laut yang besar, pengendali? macam Avatar saja hahaha) menyarankan agar kami tidak singgah di Chicken Island karena akan hujan angin yang sangat kencang perahu mungkin tidak dapat bersandar di pantai.
Hal yang menarik di hari pertama adalah saya dapat bertemu dengan beberapa teman baru, beberapa dari mereka yang saya ingat hanyalah Heidi dari UK dan Adam dari Poland ;)
About Article
Author by Aishipup
Published on 160918
0 comments