Sunday 25 February 2018

Krabi Pretty... I'm in Love (Part 1)


Hi Lovely Readers,


Ini tulisan tentang apa ya? dari Judulnya kok maksain dimirip-miripkan dengan salah satu judul film layar lebar di Indonesia. Tapi banner nya kok Spongebob pegang burger isi kepiting? Ini cerita tentang Spongebob yang memakan kepiting cantik? Atau cerita tentang Spongebob yang LDR-an dengan Kepiting?

Ini bukan cerita tentang kedua-keduanya. Ini cerita tentang saya yang berlibur ke Krabi 'Thailand' sendirian. Sejujurnya pada saat itu adalah rencana liburan yang sepenuhnya tidak direncanakan dengan bepergian sendirian.

The beginning of the story...
Bangkok, 6 April 2017. H-1 sebelum acara konser A Head Full of Dreams - Coldplay. Sekitar pukul 8 malam saya berjanji dengan teman-teman yang besoknya juga akan menonton konser, kita merencanakan untuk janjian di Asiatique. Selain itu, setali tiga uang saya pun berjanji untuk bertemu dengan teman kantor lainnya (asli Thailand) yang pernah onsite di Jakarta, saya memberinya nama di kontak dengan sebutan Pi Pong.

Malam itu saya dan Pong berbincang-bincang kecil mengenai pekerjaan, sampai pada akhirnya saya kurang ingat kenapa kami dengan begitu mudahnya berpindah tema obrolan menjadi 'Liburan'. Pong mengatakan bahwa 2 bulan lagi dia akan pergi berlibur ke Krabi. Entah kenapa atmostfer yang ditimbulkan dari perbincangan kami saat itu cukup menarik bagi saya untuk mencari tahu soal Krabi.

Sepulang dari Bangkok, saya pun menjadi sering browsing untuk membaca review soal Krabi dan menghubungi Pong agar dia mau menemani saya ke Krabi walaupun nanti menjadi kedua kalinya dia pergi kesana. Nah kebetulan salah satu rekan kerja ada yang pernah berlibur ke sana, sebut saja si Boss yang belum menjadi Boss, jadi saya ada tempat bertanya secara langsung soal review-nya tentang Krabi.

Cost Ticketing and Hotel...
Saya memesan tiket pesawat melalui salah satu media layanan penerbangan online yang cukup eksis, pemesanan tiket dilakukan 3 bulan sebelum keberangkatan. Sebenarnya 5 bulan yang lalu sebelum saya booking, harga yang saya dapatkan bisa jauh lebih murah. Tetapi waktu itu saya masih belum apply cuti jadi terpaksa harus skip booking, alhasil harga yang saya dapatkan dari KUL (Kuala Lumpur) - KBV (Krabi) senilai RM 479.94 (sekitaran IDR 1.535.808 setelah dikalikan rate IDR-MYR pada saat itu). Menurut saya sebagai seorang newbie dalam backpaker harga segitu dengan rute pulang-pergi Kuala Lumpur-Krabi masih terbilang cukup mahal mengingat rutenya pun cukup dekat (1 jam penerbangan) hahahah...

Soal perhotelan, pada saat itu saya prefer untuk memilih Hostel dibanding dengan Hotel/Guest Host. Bagi readers yang sangat menjaga privasi dan mempunyai budget lebih untuk liburan di Krabi mungkin saya menyarankan untuk booking Hotel saja. Atau jika readers pergi berlibur beramai-ramai dengan keluarga atau teman-teman mungkin ada baiknya juga untuk memilih Guest Home untuk stay selama berlibur di Krabi. Bagi yang belum tau perbedaan Hotel dan Hostel readers bisa coba untuk browsing sendiri ya ;)


Saya mencari Hostel untuk hari pertama di Krabi, si Joyo teman saya menyarankan untuk mencari penginapan di sekitar pantai Ao Nang. Berbekal dengan saran si Joyo, akhirnya saya booking salah satu Hostel yang berjarak dekat dengan Pantai.


Tiba-tiba keesokannya setelah saya booking Hostel, Pong menghubungi saya kalau dia tidak dapat bergabung berlibur bersama dengan alasan pada saat itu dia ada kerjaan yang masih outstanding dalam fase UAT. Saya pun bilang padanya bahwa saya tidak mungkin membatalkan perjalanan untuk di bulan September, karna cuti pun sudah di approve dan juga tiket pesawat pulang-pergi sudah di booking, lagipula saya sudah booking hostel untuk hari pertama, jadi bisa atau tidaknya dia saya akan tetap pergi. Selepas itu malamnya saya langsung mencari Hostel lagi untuk penginapan di hari kedua dan ketiga.


Hostel Hari ke-1: Slumber Party at The Beach Hostel - harga semalam IDR 78.536.

Hostel Hari ke-2 & ke-3: Balcony Party Hostel Aonang Beachfront - harga dua malam IDR 139.106.

(Murah banget kan hahahah... pada saat saya booking, ditambah kedua Hostel tersebut sedang ada potongan harga 70-80%... Tapi, tapiii ya sejujurnya saya baru sadar sekarang bahwa hostel-hostel diatas hanya memiliki rating 1-1.5 out of 5 gold star padahal lumayan lho dengan harga segitu untuk fasilitas yang memang cukup oke ukurannya untuk seorang Backpacker).


Untuk transportasi ke Airport, bagi kalian yang memulai perjalanan dari Kuala Lumpur sama seperti saya, berikut ini adalah daftar harga yang dapat kalian jadikan referensi untuk pergi ke bandara KLIA  (rate di Tahun 2017):


KL Sentral (BUS) RM 10-12 (IDR 32.000 - 38.400)
KL Sentral (KLIA Express) RM 55 (IDR 176.000)
Uber RM 80-100 (IDR 256.000 - 320.000)
Grab RM 65 (IDR 208.000)
Taxi Budget RM 90-120 (IDR 288.000 - 384.000)

Berikut ini pricelist (rate di Tahun 2017) Bus tujuan dari bandara KBV:

Krabi Town BHT 90 (IDR 31.500)
Phi Phi Pier BHT 90 (IDR 31.500)
Kho Lanta Pier BHT 90 (IDR 31.500)
Railay Pier BHT 150 (IDR 52.500)
Ton Sai Pier BHT 150 (IDR 52.500)
Aonang Beach BHT 150 (IDR 52.500)
Noppharatchthara BHT 150 (IDR 52.500)
ps: Tolong jangan tanya saya bagaimana cara membaca Nopharacacaca ini ya ahahhaha...

So, ini adalah cost summary transport saya untuk pulang-pergi KUL-KBV:

Pesawat IDR 1.535.808
KLIA Express MYR 55 (IDR 176.000)
Hostel IDR 217.642
KBV to Aonang BHT 150 (IDR 52.500)
Aonang to KBV BHT 150 (IDR 52.500)

TOTAL
IDR 2.034.450

Hari pertama di Krabi...
Setibanya di airport Krabi, saya langsung mencari counter yang menjual kartu seluler. Kebetulan disana saya menemui counter dengan provider khusus, nama nya AIS (pilih ini bukan karena nama providernya samaan dengan 3 huruf prefix nama saya lho hahahah...). FYI, readers dapat memilih package unlimited ataupun sesuai dengan kebutuhan saja. Saya sendiri karna hanya stay selama 3-4 hari dan saya pikir tidak terlalu memerlukan fitur call jadi saya membeli kartu yang sudah termasuk paket internet (kalau tidak salah hanya 2GB) senilai BHT 88 (sekitar IDR 30.800), untuk registrasinya di bantu dengan customer care di counter secara langsung.

Perjalanan darat yang ditempuh dari airport Krabi memakan waktu sekitar 30-40 menit ke pantai Ao Nang. Ketibaan saya di Hostel ternyata jauh lebih awal dari yang diperkirakan, sehingga saya pun harus menunggu di lobby sampai jam check-in.


Sembari menunggu waktu check-in tiba, resepsionis yang bernama Sellena menawarkan saya untuk mengambil paket Island Awesomeness Tour senilai BHT 750. Btw, beberapa Hotel/Hostel disana memang banyak yang menawarkan paket tour ke beberapa titik tempat wisata di Krabi, dan biasanya mereka sudah mempunyai Guide untuk masing-masing tour. Khusus di Hostel Slumber Party, mereka mengumumkan jadwal tour dalam sehari itu di semacam papan tulis yang dipajang di lobby.



Island Awesomeness Tour

Sekitar pukul 12:00 PM, kami anggota dari tour dijemput ke masing-masing Hostel oleh seorang guide. Kami pun diminta untuk mengisi beberapa data di formulir sederhana. Ada beberapa diantara mereka berasal dari Poland, USA, Jepang dan UK.

Kami dijemput dengan sebuah mobil semacam kolbak (ini entah mobil jenis apa tapi lebih sopan dari kolbak sebenernya wkwkwk sebab ada penutupnya) dari penginapan menuju pelabuhan Noppharat Thara untuk menaiki perahu. Sepanjang perjalanan menaiki perahu kita akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa, masih inget sih beberapa detail nya perjalanan itu, air tenang yang berwarna biru, pulau-pulau kecil yang saling berdekatan, langit yang mendung (hahah iya MENDUNG pake banget), gerimis hujan yang perlahan menjadi deras dan udara yang basah.

Pulau pertama yang menjadi tujuan adalah Poda Island, begitu sampainya disana kami semuanya diminta turun oleh Guide. Kalau saudara-saudari pada saat tanggal 21 September 2017 melihat perairan di daerah Rai Leh Thailand menjadi berwarna kemerahan itu disebabkan oleh saya hahahahaa, padahal pada saat itu saya memaksa untuk berdiam diri saja di perahu meninjau jangkar perahu yang di dijatuhkan cukup jauh ke permukaan pantai, namun Guide dan teman-teman tour yang lainnya menyarankan agar saya ikut turun saja. Dan, boom!!! begitu saya mencoba memijakkan kaki ke dasar pantai ternyata tinggi air dari dasar permukaan adalah sekitar 1.2 meter which iiiiiiis setinggi leher. Dengan rasa percaya diri dan tekad yang bulat untuk menyelamatkan diri sendiri akhirnya setelah sesekali terseret ombak dari arah bekalang yang enggan berkompromi saya pun berhasil mendarat. Dan lengkaplah saya dengan pakaian kaos berbahan tebal+overall yang basah kuyup.

Guide memanggil kami untuk membagikan beer gratis (yes, BEER hahha), dia mengajarkan kami bagaimana cara untuk menikmati beer di kala saat itu gerimis tak kunjung reda yang akan berganti menjad hujan deras. Pada saat itu, kami pun berjejer seolah siap menerima pelajaran baru, sebelum kita melakukan cheers ala-ala dengan saya sendiri yang hanya minum air mineral, kala itu saya melihat ke arah bule-bule lainnya dan akhirnya tersadar mengapa mereka sangat terlihat kuat dan tegar saat turun dari perahu. Hahahah bagaimana tidak tinggi mereka rata-rata hampir 6,5 kaki dan mungin memiliki berat badan yang rata-rata 150 pound. Apalah daya karna beda tinggi satu koma lima kaki dan berat badan pun seperti animasi di iklan weight g*in yang belum bertransformasi. Alhamdulillah, patutlah hanya saya yang terombang-ambing ombak begitu menapakkan kaki ke dasar pantai tadi. Biar saya saja, mereka tak akan kuat hahahha!

Setelah itu Guide kami memandu untuk berpindah tempat alias ngiuhan kalo kata basa sunda nya, hujan semakin deras, dan beberapa dari para bule-bule itu bukannya berlari malah terjun ke pantai berbikini ria. Sepertinya saat itu saya harus membiasakan diri untuk 2 hari ke depan, melihat kakak-kakak bule berbikini seperti yang ada di film baywatch.

Tempat tujuan lainnya adalah Railay Beach, Tonsai Beach, dan Chicken Island. Menurut saya sama indahnya semua island tersebut, semuanya memiliki pasir yang putih di tepi pantai, dan air yang agak keruh (sepertinya karna turun hujan lebat jadi air di tepi pantai pun bercampur dengan pasir). Hanya disayangkan karna cuaca yang kurang berpihak pada saat itu kami hanya dapat melewati dan melihat Chicken Island dari jarak sekitar 30 meter. Pengendali perahu (apa namanya ya? bolehkan disebut nakhoda? bukannya itu untuk perahu laut yang besar, pengendali? macam Avatar saja hahaha) menyarankan agar kami tidak singgah di Chicken Island karena akan hujan angin yang sangat kencang perahu mungkin tidak dapat bersandar di pantai.

Hal yang menarik di hari pertama adalah saya dapat bertemu dengan beberapa teman baru, beberapa dari mereka yang saya ingat hanyalah Heidi dari UK dan Adam dari Poland ;)


About Article


Author by Aishipup

Published on 160918




Load comments...

0 comments